RadarURL

25 Desember 2007

Akhirnya...................

Alhamdulillah.......... akhirnya Laptop L30 ku dah gak bisu lagi kalo pake linux ubuntu (aku pake versi edubuntu 7.10).
Aku modifikasi dikit dari hasil googling, ternyata cocok dengan tulisan di http://hup.hu/node/31659

pada file /etc/modprobe.d/sound [aku ganti alsa-base] aku tambah baris:
options snd-hda-intel model=uniwill-m31 position_fix=1
alias snd-card-0 snd-hda-intel
alias sound-slot-0 snd-hda-intel
alias sound-slot-0 snd-card-0
alias sound-service-0-0 snd-mixer-oss
alias sound-service-0-1 snd-seq-oss
alias sound-service-0-3 snd-pcm-oss
alias sound-service-0-8 snd-seq-oss
alias sound-service-0-12 snd-pcm-oss

pada file /etc/modules aku tambah baris :
snd-pcm-oss
snd-seq-oss
snd-mixer-oss

24 Desember 2007

saat ini ku mencoba

saat ini ku mencoba mengalihkan email domain di t4 aku ke gmail. fasilitas google (telat ya, hehehe :D) ini dah lama sich adanya. kabarnya ntar di email kita neeh dah gak ada spamnya, soalna spam dah di urusin ma googlenya. settingannya skrg tinggal nunggu verifikasi owner dari domain yang di miliki, berhubung domain di t4 aku bukan diriku sendiri yg punya, so aku harus nunggu si bos yang punya tuh domain.

18 Desember 2007

Toshiba L30 ku

Laptop Toshiba L30 ku dapat dari t4 kerja. ku install dual OS (linux n windows), untuk linux saat ini aku install ubuntu 7.10 gutsy gibbon, tapi diriku dapat kendala yaitu sound card yang membisu alias tak dapat mengeluarkan suara blass (baca:sama sekali). Di windows nya semua h/w berjalan dengan baik.
Untuk Linux Ubuntunya dengan dibantu teman pada
file alsa-base

root@binlondon:~# nano /etc/modprobe.d/alsa-base

ditambah baris

alias snd-card-0 snd-hda-intel
options snd-hda-intel model=toshiba position_fix=0

dan disimpan
setelah di reboot, ternyata ada kemajuan, yaitu sound nya bisa berbunyi jika di tambah sound external (pake jack) meskipun suara yang dihasilkan amat sangat kecil sekali.

Pada distro linux yang lain(slax,centOS,SuSe,Mandriva), deteksi h/w pun tidak sempurna, ada salah satu ato lebih h/w yang tdk dapat berjalan dengan semestinya.

14 Desember 2007

Tarif Simpati per detik

Kini makin PeDe bicara dengan tarif per detik!

simPATI kembali memberikan pilihan yang inovatif bagi pelanggan nya maupun calon pelanggan nya.

simPATI PeDe! Paket Perdana terbaru dari simPATI – Telkomsel untuk calon pelanggan yang ingin makin Pe De bicara dengan tarif per detik!

Hanya denga harga paket perdana Rp. 10.000 ( termasuk PPn 10% ) senilai total Rp. 20 ribu, termasuk:

  • Pulsa Rp. 5.000
  • Pulsa Telkomsel Rp. 5000 dapat digunakan ke sesama nomor Telkomsel ataupun akses Data Telkomsel
  • Bonus Pulsa sesama Telkomsel Rp. 10.000 untuk isi ulang pertama

Selain itu yang terbaru untuk pelanggan simPATI PeDe secara otomatis dapat menikmati Tarif hemat Rp. 0,5 per detik, berlaku untuk panggilan di atas 1 menit (atau mulai detik ke 61 dan seterusnya) dengan tujuan ke seluruh nomor Telkomsel di seluruh Indonesia, sepanjang waktu (tidak ada tarif offpeak).

Khusus untuk tariff per detik ini, pelanggan tidak mendapatkan bonus bicara & SMS dari program Banyak Pake dan tidak dapat mengaktifkan layanan Talkmania.

* Masa promosi tarif simPATI PeDe adalah sampai dengan tanggal 30 Maret 2008 ( Akhir Maret 2008 )

Dan setelah 1 menit panggilan ke sesama nomor Telkomsel, tarif menjadi Rp. 0,5 per detik!

Fleksibel, selalu transparan

Pelanggan simPATI Eksting dapat menikmati tarif simPATI Pe De, dengan cara mengetik *880# (tarif Rp. 3.000) dan masuk ke Menu Perpindahan Tarif simPATI :

  1. Tarif per Detik
  2. Tarif per Menit
  3. Info
  4. Check Status Tarif

Pelanggan simPATI yang tetap menikmati tarif per time unit tetap mendapatkan program – program promo seperti simPATI Banyak pake GRATIS pake banyak ( Bonus Bicara – SMS ), simPATI Talkmania dan promo tariff lainnya ( tariff bicara dan sms off peak).

sumber : http://www.telkomsel.com/web/simpati_pede

nb:gak jadi pindah ke lain hati dech :D

08 Desember 2007

Peluang CPNS Depag ku

Alhamdulillah aku g diterima CPNS depag 2007 yang aku ikuti kemaren di Palangka Raya untuk wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Ya mungkin ini jalanku untuk tetap di Surabaya membantu Almamaterku. Apakah aku akan tetap di Surabaya ato tidak, aku g tau.........
Dengan begitu aku tetap bisa belajar,belajar dan belajar ilmu informatika di kota ini.

Aku tetap akan pulang pergi ke Palangka Raya, mengingat aku dah di masukkan dalam proposal pelatihan dasar komputer yang akan dilaksanakan di Organisasi Aisiyah Palangka Raya, kebetulan ibu sendiri yang menjadi ketuanya. aku juga masih di masukkan ibuku dalam pengurus Lembaga Pendidikan Khusus yang didirikannya, tinggal menunggu kucuran dana.

Dan kebetulan proses ijin di sini mudah...
Lagian disini lagi banyak proyek.... :D

02 Desember 2007

Singkat, Jelas dan Konsisten

Minggu, 20 Agustus 2006
PRAKTISI pendidikan khusus, sekaligus Ketua Lembaga Pendidikan Khusus (LPK) Melati Ceria, Lilis Lismaya SPd mengatakan, ada beberapa metode yang digunakan untuk terapi anak autis. Diantaranya metode ABA (applied behavior analisys). Dalam penerapannya, metode ABA ini menggunakan konsep A (antecedent), B (behavior), C (consequence). Artinya, kata Lilis, harus ada instruksi, respon yang muncul setelah instruksi dan konsekuensi yang didapatkan anak setelah merespon instruksi.

Lilis mengatakan, instruksi yang diberikan kepada anak harus tegas, antusias dan konsisten. "Tegas dan antusias bukan berarti dengan bentakan," lanjut dia.

Menurut Lilis, terapi kepada penderita autis harus dilakukan dengan intensif dan hati-hati. "Kita harus menerapkan punish and reward. Reward-nya bisa dalam bentuk pujian, ciuman, pelukan atau memberi barang-barang yang disukainya

"Jangan sampai kita memberikan hadiah yang tak dia sukai," ucap Lilis yang menjadi salah satu pembicara dalam "Seminar Penanganan Autisme Secara Komprehensip" yang digelar atas kerjasama Kalteng Pos, PSG Simpatik dan TVRI Kalteng di Aula Palangka Universitas Palangka Raya (Unpar), Sabtu (19/8).

Lebih spesifik lagi, jelasnya, cara itu dilakukan dalam discrete trial training (DTT). Dalam pelaksanaan DTT, biasanya ucapan kepada anak autis harus singkat, jelas dan konsisten. Orangtua atau pengajar harus hemat kata dan gerakan serta menggunakan bahasa yang baik dan benar (misal, makan jangan diubah menjadi maem, Red). Suara yang dikeluarkan harus netral namun cukup keras, tegas dan bukan membentak.

Kita juga tak boleh mengulang ucapan tanpa konsekuensi. Misalnya, bila orangtua memanggil anaknya untuk mendatanginya. Bila sang anak datang, maka sebagai konsekuensinya orangtua tak boleh mengabaikan sang anak dengan berbicara kepada orang lain. Ia harus ngomong dengan si anak dan mengatakan maksudnya memanggil.

"Jangan sampai anak autis diabaikan bila dipanggil. Anak itu takkan mendapat pembelajaran jika diabaikan. Konsekuensi memanggil adalah untuk memberitahukan atau memberi sesuatu," kata Lilis.

Dalam discrimination training (DT), ungkapnya, anak autis diajarkan untuk belajar dari hal yang mudah lebih dahulu. "Jangan sampai respon anak setelah dipanggil tadi hanya karena kebiasaan dan bukan respon terhadap instruksi," tuturnya.

Lilis memberikan contoh pembelajaran dalam DT. Misalnya, anak autis belajar mengenali warna merah dan biru. Anak autis tak serta merta dapat mengerti warna secara bersamaan. Ia harus diajari satu persatu. Ada lima tahap pembelajaran untuk anak autis dalam mengenali warna merah dan biru.

Tahap pertama, orangtua atau pengajar mengatakan "pegang merah" sambil meletakkan kartu warna merah penuh bidang. Jika anak tak merespon dengan baik, ia diberikan bantuan (prompt). Prompt ini diberikan bila perlu saja dan instruksi ini dilakukan berulang-ulang sampai anak autis merespon dengan tepat.

Tahap kedua, ulangi tahap pertama dan letakkan dua kartu warna merah dan biru di atas meja. Ulangi kata "pegang merah" berkali-kali hingga anak merespon dan jangan lupa untuk selalu mengangkat kartu dari atas meja sebelum memulai siklus baru. Tahap ketiga, katakan "pegang biru" sambil meletakkan kartu warna biru penuh bidang. Seperti tahap pertama, lakukan berulang-ulang hingga anak mengerti.

Tahap keempat, ulangi tahap tiga seperti tahap kedua. Hanya saja, kali ini bilang "pegang biru". Tahap kelima, berikan instruksi secara random dengan mengucapkan

"pegang merah" dan "pegang biru".

Usai pemaparan makalah seminar, beberapa peserta mengajukan pertanyaan kepadanya. "Saat orangtua mengetahui anaknya mengalami gejala autisme, ia menjadi depresi. Bahkan ada yang marah kepada dirinya dan melupakan Tuhan. Bagaimana dengan orangtua yang seperti itu? Kemudian, bagaimana dengan anak yang kembali mengamuk saat pindah ke sekolah umum, padahal ia dinyatakan telah sembuh dari autis?" tanya Imanuel, mahasiswa STT Banjarmasin.

Terhadap pertanyaan ini, Lilis menjelaskan di LPK Melati Ceria anak yang belum mampu memahami ucapan orang lain, tak mampu berkomunikasi dan belum bisa menulis takkan dikeluarkan dari tempat pendidikan khusus tersebut. Anak autis, ungkapnya, harus sudah pada tahap kepatuhan, konsentrasi dan melaksanakan tugas sebelum menjalani pendidikan di sekolah umum.

"Jadi, di tempat kami ada kelas transisi untuk melihat kemampuan anak. Jika anak autis belum ke kelas transisi, jangan berharap ia masuk sekolah umum. Anak yang sebelumnya mengalami autisme dan masuk sekolah umum juga tetap kita pantau. Memang banyak orangtua yang shock saat mengetahui anaknya mengalami autisme. Kami memiliki tempat curhat (curahan hati, Red) sehingga orangtua tak depresi dan sampai melupakan Tuhan. Dengan curhat, beban orangtua berkurang," urainya. (ana)

sumber : KALTENGPOS